Alat
respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk
dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi
pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain,
ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu buku,
bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga
oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya
pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan
ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.
Gbr. Berbagai macam alat respirasi pada hewan
1. Alat Respirasi pada Serangga
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Gbr. Trakea pada serangga
Oksigen
dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi
menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai
seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis
kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus
ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan
(transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika
otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara
kaya COZ keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka
trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih
kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang
kaya 02 masuk ke trakea.
Sistem
trakea berfungsi mengangkut OZ dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan
sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh.
Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari
makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Di
bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi
ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh
dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil
udara.
Serangga
air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air
dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung
udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama
menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke
sel-sel pernapasan.
Selain
itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi
menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang
halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan
melalui pembuluh trakea.
2. Alat Pernapasan pada Kalajengking dan Laba-laba
Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki alat
pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air bernapas dengan
insang buku.
Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki alat
pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air bernapas dengan
insang buku.
Paru-paru
buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi perut.
Masing-masing paru-paru buku ini memiliki lembaranlembaran tipis
(lamela) yang tersusun berjajar. Paru-paru buku ini juga memiliki
spirakel tempat masuknya oksigen dari luar. Keluar masuknya udara
disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur.
Gbr. Irisan melintanK paru-paru buku pada laba-laba
Baik insang buku maupun paru-paru buku keduanya mempunyai fungsi yang sama seperti fungsi paru-paru pada vertebrata.
3. Alat Pernapasan pada Ikan
Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
Insang
tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat
pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin
yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk
lipatan-lipatan sehingga merupakan ronggarongga tidak teratur. Labirin
ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi
yang kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan
gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin,
ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
Mekanisme
pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi.
Pada fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02
diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang
membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah
dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan
keluar tubuh.
Selain
dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki oleh katak pada fase berudu,
yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang hidupnya
adalah salamander.
4. Alat Pernapasan pada Katak
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut
dan kulit, katak bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-parunya
belum sebaik paru-paru mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru yang
berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan
paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga
gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut
dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
Gbr. alat pernafasan katak
Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya
terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya
oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit
berdifusi pada gelembunggelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraks sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane.
berdifusi pada gelembunggelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraks sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane.
Gbr. Mekanisme pernafasan katak
Setelah
itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus
berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut
mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru
terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam
kapiler dinding paruparu dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke
lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut
dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan
keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celahtekak menutup dan
sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahangbawah
berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya
geniohioideussehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga
mulut maka udaryang kaya karbon dioksida keluar.
5. Alat Pernapasan pada Reptilia
Paru-paru
reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paruparu reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding
yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia
pertukaran gas tidak efektif. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru
lebih kompleks, dengan beberapa belahanbelahan yang membuat
paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis
kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang
memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
6. Alat Pernapasan pada Burung
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih).
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih).
Parabronkus
berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler
sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki
8 atau 9 perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus)
yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa
berhubungan dengan paruparu dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa
tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi
sebagai penyimpan cadangan oksigen da meringankan tubuh. Karena adanya
pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien.
Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang
Masuknya
udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya
kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk
bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata
lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya
sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang
mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang senderhana masuk
sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan
ke pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara. Udara pada pundi-pundi hawa
dimanfaatkan hanya pada saat udara (OZ) d paruparu berkurang, yakni
saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau
diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga
oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi
terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang
dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan
menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari
paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya
rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi
pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paruparu. Jadi, pelepasan
oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
Bagan
pernapasan pada burung di saat hinggap adalah sebagai berikut. Burung
mengisap udara --> udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi hawa
bagian belakang --> bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di
paru-par mengalir ke pundipundi hawa udara di undi-pundi belakang
mengalir ke paruparu --> udara menuju pundipundi hawa depan.
Kecepatan
respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai hal,
antara lain, aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar